Selasa, 21 Oktober 2014

(SOAL DARI IBU) bagaimana implementasi pembelajaran fonologi bagi mahasiswa, jelaskan dengan disertai contoh ?



Implementasi Pembelajaran Fonologi bagi Mahasiswa
Ilmu fonologi dapat di implementasikan untuk penyusunan makalah dan skripsi. Fonologi bukan hanya untuk menuliskan bunyi-bunyi ujar dalam bentuk tulisan atau huruf, tetapi juga bagaimana menuliskan bunyi-bunyi ujar dalam bentuk kata,  frasa, klausa, dan kalimat hal ini tentu membuat fonologi sangat penting untuk di kuasai mahasiswa, karena dengan fonologi mahasiswa dapat mengembangkan ide-ide yang ia ucapkan ke dalam bentuk tulisan yang sesuai dengan makna yang ingin ia sampaikan.
Bahasa lisan dan bahasa tulis tentulah sangat berbeda, bahasa lisan lebih mudah dimengerti oleh lawan bicara dikarenakan pemenggalan kalimat yang langsung ia ucapkan, dibandingkan dengan bahasa tulis yang maknanya ganda. Fonologi lisan bermanfaat dalam hal pemenggalan suku kata, misalnya pada saat melakukan analisis binari. Dengan adanya fonologi kita dapat mengetahui makna dari lawan bicara dengan mengatur pemenggalan kata dengan ucapan yang benar. Contoh fonologi lisan : Buku sejarah baru, buku//sejarah baru, artinya buku yang memuat tentang sejarah baru,buku sejarah//baru, artinya buku sejarah yang baru dibelinya
Pada bahasa tulis, fonologi juga berfungsi dalam hal pemenggalan suku kata di dalam sebuah teks. Pemenggalan suku kata biasanya dapat terjadi karena berpindah baris yang disebabkan oleh ruang untuk kata tersebut tidak cukup atau telah habis, sehingga harus berpindah ke baris setelahnya. Contohnya pada saat melakukan pemenggalan kata pada sebuah paragraph di ujung baris.kata  Bapak, menjadi Ba-pak
Tanda baca adalah simbol yang tidak berhubungan dengan fenom (suara) atau kata dan frasa pada suatu bahasa, melainkan berfungsi untuk menunjukan struktur dan organisasi suatu tulisan, dan juga intonasi serta jeda yang dapat diamati sewaktu pembacaan. Aturan tanda baca berbeda antara bahasa, lokasi, waktu, dan terus berkembang beberapa aspek. Tanda baca adalah suatu gaya spesifik yang karenanya tergantung pada pilihan tulisan.
Penyingkatan kata dan frasa tidak hanya dilakukan dalam berkomunikasi langsung, namun juga dalam komunikasi tidak langung. Misalnya, melalui handphone, seseorang bisa mengirimkan pesan kepada sahabatnya dengan menggunakan singkatan kata dan frasa, seperti met mlm, cpt, GPL. Kata met berasal dari kata selamat, sedangkan kata mlm berasal dari kata malam, cpt berasal dari katacepat, dan singkatan GPL berasal dari frasa nggak pake lama.
Contoh lain :
Gw benci banget ama loe!
Ciyus?
Contoh diatas merupakan salah satu penyingkatan kata dan frasa dalam berbahasa. Gw berasal dari gue yang merupakan bahasa betawi, sedangkan benci merupakan singkatan dari frasa benar-benar cinta dan ama berasal dari kata sama, loe berasal dari bahasa betawi, serta ciyus berasal dari kata serius.
Pemaparan di atas merupakan penyingkatan kata dan frasa dalam bahasa gaul yang digunakan oleh banyak remaja di Tanah Air,  namun tidak hanya remaja yang menggunakan dan memproduksi singkatan-singkatan kata dan frasa, bahkan orang dewasa dan anak-anak pun menggunakan singkatan bahasa tersebut. Hal ini dapat kita lihat dari jejaring sosial seperti facebook, twitter, friendster, dan iklan di televisi pun menggunakan singkatan tersebut.  Lalu, terbersit dibenak kita apa sebenarnya singkatan itu? Bagaimanakah proses-proses peyingkatan itu? Kemudian, bagaimanakah efek singkatan-singkatan yang telah terbentuk terhadap perkembangan bahasa Indonesia?
Pertama, kita maknai dulu apa itu singkatan?
Menurut Kridalaksana (1996:162), singkatan merupakan salah satu hasil proses pemendekan yang berupa huruf atau gabungan huruf, baik yang dieja huruf demi huruf, seperti:
UNP (Universitas Negeri Padang),DKI (Daerah Khusus Ibukota), dan KKN (Kuliah Kerja Nyata);
Adapun jenis-jensi singkatan, yaitu sebagai berikut.
1.      Singkatan nama orang, gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat diikuti dengan nada titik, misalnya: Prof. Dr. Harris Efendi Thahar, M.Pd.
2.      Singkatan nama resmi lembaga pemerintahan dan ketatanegaraan, badan atau organisasi, serta nama dokumen resmi yang terdiri atas huruf awal kata ditulis dengan huruf kapital tanpa tanda titik. Misalnya, MPR (Majelis Permusyawaratan Rakyat).
3.      Singkatan umum yang terdiri dari tiga huruf atau lebih diikuti satu tanda titik. Akan tetapi, singkatan umum yang terdiri hanya dari dua huruf diberi tanda titik setelah masing-masing huruf. Misalnya, s.d. (sampai dengan).
4.      Lambang kimia, singkatan satuan ukur, takaran, timbangan, dan mata uang asing tidak diikuti tanda titik, misalnya: kg (kilogram).
Akibat dari pemenggalan kata berpengaruh terhadap bahasa Indonesia
Kita harus mengingat kembali akan sumpah pemuda, yang salah satu intinya “Berbahasa satu bahasa Indonesia”.  Memang kita masih menggunakan bahasa Indonesia walaupun disingkat penggunaannya. Seandainya, kegiatan penyingkatan bahasa ini terus mendarah daging dalam diri remaja kita, kemudian bagaimana dengan perkembangan bahasa Indonesia ke depannya. Sebagai mana ungkapan “Jika kebiasaan dipupuk lama kelamaan kebiasaan tersebut akan menjadi kebutuhan”, untuk itu hendaknya para penerus bangsa mengingat pentingnya bahasa persatuan dan meminimalkan penggunaan singkatan-singkatan bahasa gaul yang akan berefek negatif terhadap perkembangan bahasa Indonesia dan cara berpikir bangsa ini ke depannya. Hal ini sesuai dengan falsafah bahwa “bahasa merupakan lambang suatu bangsa”!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar